Sbr gbr: biompm.blogspot.com
DuniaWirausaha.com – Saat ini dunia pertanian kita seolah-olah kurang mendapat perhatian oleh banyak orang termasuk kebijakan pemerintah yang kurang greget dibanding era pemerintahan sebelumnya. Sudah menjadi rahasia umum kalau negeri ini sudah beberapa saat menjadi pengimpor bahan makan khususnya beras dari pasar internasional. Indonesia menjadi salah satu pengimpor beras terbesar didunia. Bagaimana tidak, untuk mencukupi mulut penduduk Indonesia yang berjumlah kurang lebih 250 juta jiwa tentu membutuhkan pasokan bahan pangan yang sangat besar sekali. Ditambah lagi iklim global yang kacau mengakibatkan pak tani sering gagal panen sehingga ketahanan pangan nasional dalam kondisi rawan. Takut kalau stok pangan nasional terganggu termasuk harga bahan pangan yang melonjak naik. Permasalahan tambah rumit bila harga pupuk dan pestisida kimia kemudian melonjak, banyak petani berteriak protes. 



Namun untungnya dari semua kesulitan tersebut ada hikmahnya. Selain kesadaran kesehatan masyarakat yang semakin baik dengan tumbuhnya kesadaran mengkonsumsi produk pertanian organik juga petani kita semakin sadar untuk mengganti bahan kimia dengan bahan-bahan organik. Penggunaan bahan kimia selain mahal juga akan menurunkan kesuburan tanah pertanian termasuk hilangnya mikroba penyubur tanah. Saat ini dunia pertanian khususnya produksi beras lagi getol-getolnya menyosialisasikan penerapan teknologi SRI. Sri disini bukan nama orang lho.....tapi kepanjangan dari System Of Rice Intensification (SRI). Teknologi ini diadopsi dari Madagaskar dimana dengan penerapan teknik ini dapat meningkatkan produksi padi dua kali lipat. Saya tidak akan bercerita banyak mengenai bagaimana menggunakan metode SRI ini selain agak OOT alias out of context juga nggak paham (sori, bukan sarjana pertanian).

Teknologi ini yang jelas menggunakan bahan-bahan organik termasuk memanfaatkan mikro organisme lokal (MOL). Saat ini mikro organisme penyubur lahan memang naik daun karena selain murah, mudah juga luas penggunaannya. Hasil produksi pengayaan mikro organisme ini kemudian berwujud pupuk organik cair. Pupuk organik ini selain dapat dipalikasikan dalam lahan pertanian produksi juga dapat digunakan oleh mereka para penghobi pertanian ditanaman pot. 

Memproduksi pupuk organik cair (POC) bisa dilakukan sebagai usaha skala rumah tangga karena selain kecil biaya produksi, dapat produksi pada lahan sempit juga margin keuntungan yang tinggi. Peralatan yang dibutuhkan untuk pembuatan POC adalah sederhana seperti drum plastik atau ember plastik atau drum/bak penampung dari serat karbon, pengaduk kayu atau mixer, gelas ukur, takaran literan, botol plastik untuk kemasan. Berikut ini adalah pembuatan pupuk cair menurut mas Isroi (isroi.com) adalah sbb :

Cara paling cepat membuat POC adalah menggunakan biang POC karena tinggal membeli biangnya dan kemudian diencerkan menjadi POC. 1 liter biang POC dapat diencerkan kedalam 19 liter air sehingga hasilnya adalah 20 liter POC siap pakai/jual. Proses detailnya adalah sebagai berikut:

  1. Masukkan air bersih sesuai dengan dosis pengenceran ke dalam drum/bak plastik.
  2. Masukkan BIANG POC sesuai dengan dosis pengenceran ke dalam drum/bak plastik.
  3. Aduk campuran tersebut hingga tercampur merata. Pengadukan dapat dilakukan secara manual atau mekanik.
  4. Setelah larutan POC tercampur merata, POC siap dikemas dengan volume yang diinginkan, misal: 0.5 Liter, 1 Liter, 5 Liter atau 10 liter.
  5. Tutup rapat POC dengan tutup yang bersegel.
  6. Tempelkan label pada badan botol.
  7. POC siap dipakai/dipasarkan.
Dipasaran memang sudah mulai banyak yang memproduksi POC sehingga untuk menambah daya saing POC yang kita pasarkan maka perlu penambahan unsur lain (suplemen) untuk diferensiasi produk POC. Unsur tambahan ini bisa berupa hormon tanaman, pestisida alami, atau pupuk organik sehingga produk POC yang dihasilkan bisa dalam berbagai macam seperti:
  • POC plus Hormon Tanaman.
  • POC plus pestisida nabati
  • POC plus biofertilizer
  • POC khusus untuk komoditas tertentu: POC Sawit, POC Sayuran, POC buah-buahan, dll.


Untuk pemasaran memang sebaiknya dilakukan secara pemasaran langsung (direct selling) atau langsung ke petani karena untuk menjaga harga jual ke konsumen akhir tetap rendah. Bisa pula menggunakan jaringan distribusi ke toko pertanian namun dengan cara ini kita harus berbagi keuntungan dengan distributor atau distributor akan menambah margin keuntungan kedalam harga jual POC ke konsumen.





Info lebih lanjut dapat menghubungi :
Isroi
http://isroi.com/jualanku

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih telah meninggalkan pesan di blog ini. Semoga informasi di web ini dapat bermanfaat.

 
Top