Sbr gbr: Wikipedia
Dunia Wirausaha - Sushi memang tergolong sebagai salah satu masakan yang sehat...bagaimana tidak. Bahan baku sushi memang dijaga kesegarannya pada saat penyajian. Dinegara aslinya sana, Jepang, isi sushi kebanyakan memang berisi bahan baku yang mentah atau setengah matang. Bahkan di resto tertentu disajikan ikan atau daging yang baru “dieksekusi” sebelum disajikan dalam bentuk sushi. Sehingga dijamin sangat “Fresh from Nature”. Ditanah airpun muncul beberapa resto sushi untuk melayani penggemar sushi baik peminat domestik ataupun para ekspatriat asing. Kebanyakan resto sushi yang ada memang tergolong kelas premium karena lokasi dan bahan bakunya memang ekslusif dan dijaga kesegarannya.





Sushi secara harfiah memang berarti  “itu berasa masam”. Jadi tidaklah mengherankan kebanyakan makanan sushi disajikan dengan rasa asam namun lembut. Pelan tapi pasti masyarakat kita juga dapat menerima sushi. Namun apakah terbuka kemungkinan kalau kita ingin mengais rejeki dengan menjual sushi non premium? Mmmm...tunggu.....jangan putus asa dulu. Dengan memodifikasi bahan baku, rasa dan lokasi usaha. Jualan sushi tidak lagi membutuhkan modal awal yang mahal termasuk mengedukasi masyarakat awam untuk ikut mencicipi kelezatan sushi.

Memodifikasi rasa dan bahan baku yang lebih murah dirasa perlu karena segmen yang akan disasar adalah masyarakat awam yang budgetnya terbatas. Selain itu juga perlu memodifikasi rasa dimana rasa sushi yang asli kebanyakan berasa asam disesuaikan dengan rasa/lidah masyarakat setempat yang lebih menyenangi masakan matang dibandingkan dengan makanan mentah.

Lokasi usaha juga bisa dalam bentuk kios atau outlet kecil atau booth. Dimana penempatannya tidak membutuhkan space yang luas dan bisa dengan menyewa di lokasi-lokasi yang dekat calon konsumen. Lokasi bisa dengan menyewa di emper toko minimart ataupun dipusat perbelanjaan di sudut-sudut dimana lalu lalang calon konsumen. Pengetahuan membuat sushi juga bisa dipelajari dengan membaca dari berbagai sumber termasuk internet dan buku atau ikut kursus masak. Jadi membuka usaha jualan suhi dengan konsep kaki lima yang murmer bukan sesuatu yang mustahil dilakukan.

Bahan baku untuk membuat sushi bisa disesuaikan dengan lidah lokal dan menekan biaya dengan menggunakan bahan baku lokal seperti untuk nasi pulen bisa menggabungkan beras pandan wangi dan beras ketan menggantikan nasi jepang. Untuk neta (lauk) bisa menggunakan bahan berupa filet ikan, udang, kepiting, telur (ikan/ayam).  Kepalan nasi ini memang dibentuk dengan menaruh nasi di telapak tangan yang satu dan membentuknya dengan jari-jari tangan yang lain. Perlu diketahui pula bahwa sebuah kepalan sushi adalah untuk sekali telan, jadi tidak dimakan sepotong-sepotong. Jadi tidak mungkin dibentuk sushi dengan ukuran lebih besar seperti lemper misalnya.

Langkah untuk membuat sushi sebenarnya tidak sulit malah tergolong mudah. Bahan-bahan yang harus dipersiapkan juga tidak sulit untuk dicari. Bahan baku utama adalah nasi pulen (bisa campuran antara beras ketan dengan beras pandanwangi), nori (lembaran rumput laut), neta (bahan neta bisa dipilih dari alternatif diatas), wasabi (bumbu/sambal ala Jepang), murasaki (kecap asin), kyuri (timun Jepang). Kalau kesulitan mencari bahan-bahan tersebut bisa mencarinya di Lottemart terdekat.

Jenis sushi memang banyak misalnya ada nigirisushi, makisushi, chirashizushi, narezushi, dan lain-lain. Bila ingin mendekati konsumen lokal yang suka masakan matang bisa mencoba dengan meramu menu sushi sendiri dengan mengkombinasikan bahan isian matang (sebagai neta) seperti irisan daging sapi, atau telur goreng  yang kemudian dipotong sesuai dengan ukuran kepalan nasi dan diikat dengan potongan nori (variasi lebih lanjut silahkan bisa eksperimen sendiri).

Outlet atau warung sushi ala kaki lima ini bisa dibuka di sekitar pusat perbelanjaan, depan minimarket, bazaar atau pameran hingga sekitar perumahan. Memperkenalkan masyarakat untuk mengkonsumsi sushi kelas kaki lima memang masih jarang ditemui, namun bukan berarti tidak ada pasarnya. Toh masyarakat kelas awam ini juga ingin mencicipi makanan asing juga. Asal kita bisa meramu masakan yang pas dengan selera lokal, menjaga kualitas dan dengan harga jual yang terjangkau tidak tertutup kemungkinan akan menangguk kesuksesan usaha. Salam Wirausaha.









0 comments:

Post a Comment

Terima kasih telah meninggalkan pesan di blog ini. Semoga informasi di web ini dapat bermanfaat.

 
Top