DuniaWirausaha.com - Unggas mungkin sudah menjadi hewan yang paling dekat dengan manusia. Unggaslah yang selama ini senantiasa akrab sebagai sajian protein hewani yang ada di meja makan. Unggas juga bukan menjadi sumber protein hewani yang menjadi pantangan banyak orang sehingga siapapun dapat menyantapnya tanpa khawatir munculnya masalah kesehatan setelah mengkonsumsi. Oleh karenanya sajian unggas khususnya ayam sudah menjadi menu yang lazim ada dalam daftar menu baik di resto mahal maupun di warung kaki lima.




Dengan konsumsi unggas yang sedemikian besar tentu pengusaha peternakan unggas juga ikut menikmati potensi ekonomi ini. Menurut data BPS tahun 2010, populasi ternak unggas dimana untuk ayam pedaging mencapai 1,25 milyar ekor, ayam petelur sebanyak 104 juta ekor, ayam buras sebanyak 270 juta ekor serta itik/bebek sebanyak 45 juta ekor. Hasil produksi peternakan unggas memang sangat luar biasa. Bagaimana tidak seekor ayam petelur dapat menghasilkan telur lebih kurang 300 butir/tahun atau  ayam pedaging (broiler) sudah dapat dipanen hanya dalam 32 hari pemeliharaan dengan bobot 1,5 kilo. Untuk menunjang hasil produksi peternakan tersebut tentu saja membutuhkan asupan atau input yang berkualitas. Input disini bisa dalam bentuk bibit ternak, pakan, pencegahan penyakit serta manajemen pemeliharaan yang baik.

Untuk kebutuhan pakan sendiri menyedot kontribusi terbesar dalam pemeliharaan ternak unggas. Sebesar 70 % biaya pemeliharaan habis untuk belanja pakan unggas. Oleh karenanya seorang peternak harus cerdik menyiasati dalam belanja pakan agar usaha peternakannya menguntungkan. Sedangkan penyedia pakan unggas sendir bisa berasal dari pabrikan dan home industri. Harga pakan dari pabrikan tentu saja lebih mahal antara 30 % -70 % dibandingkan harga pakan produksi rumahan. Oleh karenanya prospek usaha memproduksi pakan ternak unggas untuk usaha skala kecil/usaha rumahan tetap prospektif dan dapat bersaing dengan produksi pabrikan asal menjaga kualitas dan harga yang kompetitif.

Bahan baku pakan ternak unggas sendiri terdiri dari komposisi untuk energi, protein, mineral, suplemen (asam amino, vitamin dan mineral mikro). Untuk kebutuhan energi pada umumnya bahan bakunya berasal dari biji-bijian (serelia) seperti jagung, sorgum, menir dan dapat pula sumber pakan lain seperti dari gaplek. Bahan limbah pertanian juga digunakan sebagai bahan baku pakan yang berupa dedak padi, polar gandum, bungkil kelapa atau bungkil inti sawit. Sumber bahan baku protein bisa hewani ataupun nabati. Untuk protein hewani dapat berasal dari tepung ikan, tepung daging dan tulang, tepung bulu ayam. Sedangkan protein nabati bisa berasal dari  berbagai jenis bungkil diantaranya kacang tanah, kedelai, kanola dsb. Untuk mineral bisa berupa kalsium yang berasal dari tepung tulang. Sebagai formula tambahan (suplemen) bisa berupa asam amino dan multivitamin.

Formula pakan untuk konsumsi antara unggas pedaging (starter, grower, finisher) dan petelur/layer sebaiknya dibedakan karena kebutuhan gizi yang berbeda pula (komposisi bisa dicari pada buku peternakan unggas).  Namun secara umum komposisi pakan ternak unggas ini secara umum terdiri dari jagung (50 %), dedak/bekatul (5 %-8 %), bungkil kedelai/kacang tanah (10 % -25 %), Tepung daging/tulang (1%-8%), Corn Gluten Meal (CGM) sebesar 2 %, Mineral sebesar (0-5 %).

Sedangkan peralatan untuk pembuatan pakan ternak unggas tidak membutuhkan banyak peralatan namun secara umum alat yang dibutuhkan adalah mesin penggiling, sekop untuk mencampur bahan baku, alas untuk menjemur (terpal), oven pengering (kalau diperlukan saja), alat timbang, alat/mesin jahit karung. Proses pembuatan pakan ternak unggas ini juga mudah yaitu dengan mencampur bahan baku yang sebelumnya sudah digiling halus sesuai dengan komposisi yang diinginkan. Hasil pencampuran kemudian dijemur dibawah sinar matahari hingga kering kemudian diwadahi kedalam karung-karung. Hasil produksi pakan ternak unggas ini telah siap untuk didistribusikan.

Kendala dalam wirausaha pakan ternak unggas ini adalah fluktuasi ketersediaan bahan baku dan harganya karena faktor musiman serta kualitas bahan baku yang tidak standar. Para wirausaha produsen pakan ternak unggas ini juga seringkali mengeluhkan akan kualitas bahan baku yang tidak menentu/tidak standar. Mereka mengeluh akan kadar air jagung yang terkadang terlalu tinggi karena akan mempengaruhi daya tahan produksi atau pencampuran bahan baku dengan bahan lain sehingga akan mengurangi kualitas gizi pakan.



Untuk pemasaran, produsen pakan ini biasanya memasarkan ke berbagai peternak unggas secara langsung. Mereka seringkali memberi sampel pakan untuk dicoba terlebih dahulu kepada peternak, setelah merasa yakin akan kualitas dan harga para peternak ini kemudian akan berlanjut sebagai pembeli. Dapat pula dipasarkan dengan menitipkan ke toko pakan ternak dengan memberikan komisi yang menarik. Untuk memaksimalkan penjualan, produsen pakan seringkali membebaskan biaya kirim dengan persyaratan pembelian tertentu atau dapat pula menekan biaya kirim dengan mendirikan usaha yang dekat dengan sentra peternakan unggas seperti di daerah Bogor, Tangerang, Brebes, Tegal, Cirebon, Lampung dan beberapa daerah lainnya. Menjadi wirausaha pakan ternak unggas ini memang cocok untuk usaha skala kecil atau usaha rumahan karena tidak membutuhkan modal besar serta tidak butuh pengetahuan yang mendalam mengenai ilmu peternakan. Namun dengan melakukan berbagai eksperimen untuk mencari formula yang pas sangat dianjurkan khususnya mencari bahan baku yang mudah dan tersedia melimpah disekitar lokasi usaha agar dapat menekan kelangkaan bahan baku dan dapat menekan biaya produksi. Tertarik.....Selamat Wirausaha.

4 comments:

  1. Kami sangat menyukai tulisan yg saudara posting. Dan kami menyetujui bahwa utk mendapatkan pakan ternak yang berkualitas sangatlah mahal harganya.
    Saat ini kami bergerak dlm bisnis peternakan sapi, itik pengging, ayam kampung, dan ikan lele. Utk menekan biaya pembelian pakan, kami menggunakan pupuk herbal dlm bentuk cairan yang diproduksi sendiri. Pupuk cair tsb dapat digunakan utk ikan, sapi, domba/kambing, dan unggas (itik dan ayam).
    Keunggulan pupuk cairan ini adalah mempercepat pertumbuhan, meningkatkan kualitas produksi telur/susu, meningkatkan kekebalan pada hewan, meningkatkan fertilitas, melemahkan bakteri, dan menurunkan persentase kematian pada hewan.
    Penggunaan pupuk herbal cair dengan isi 1 liter ini dpt dicampurkan dlm minuman dan makanan ternak. Utk minuman ternak 1 liter dapat dicampurkan ke dalam 500 liter air minum ternak. Sedangkan 1 tutup kecil botol dicampurkan ke dlm pakan ternak.
    Jadi dengan pakan ternak yg sangat sederhana atau dengan pakan konsentrat yg sedikit, kami mampu meningkatkan kualitas ternak pedaging dan petelur yang sangat memuaskan.
    Harga pupuk herbal tsb dijual dengan harga Rp 75 ribu (ukuran 1 liter). Jika berminat hubungi kami : Alif 02746611399. Semoga peternak Indonesia dapat lebih maju dan mampu meningkatkan taraf kehidupannya di tahun-tahun mendatang. Amin

    ReplyDelete
  2. Ternak unggas terutama ayam masih merupakan penyedia kebutuhan daging di Indonesia. Sehingga ternak jenis ini dibutuhkan dalam jumlah besar sepanjang waktu. Otomatis kebutuhan pakannya juga sangat besar. Hal ini merupakan peluang bisnis yaitu usaha pakan ternak unggas. Oleh karena itu bisnis ini sangat menjanjikan

    ReplyDelete
  3. Ekonomi merupakan ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi. Melihat kebutuhan ekonomi masyarakat yang semakin hari semakin meningkat, maka diperlukanlah pemberdayaan manajemen industri kecil dan mikro.
    Saya juga mempunyai tulisan yang sejenis mengenai manajemen industri kecil dan mikro yang bisa anda kunjungi di http://ps-mikam.gunadarma.ac.id

    ReplyDelete

Terima kasih telah meninggalkan pesan di blog ini. Semoga informasi di web ini dapat bermanfaat.

 
Top