DuniaWirausaha.com - Beternak jangkrik memang pernah mengalami booming beberapa tahun yang lalu. Saat itu, banyak orang terhanyut dalam euphoria janji bisnis yang memabukkan. Entah benar atau tidak, konon hewan jangkrik diambil ekstraknya untuk berbagai produk termasuk untuk bahan kosmetika. Tidak hanya diminta pasar domestik saja bahkan pasar ekspor menunggunya. Sehingga banyak orang tertarik berbondong-bondong beternak jangkrik. Kemudian cerita akhirnya dapat ditebak, banyak peternak yang tidak bisa memasarkan hasil panen akhirnya suplai melebihi demand. Harganya kemudian jatuh bebas dan banyak orang kemudian menjadi kecewa.




Namun itu dahulu, kini beternak jangkrik tetap mendatangkan rejeki namun dari pasar yang lebih realistis. Pasar hasil ternakan jangkrik memang memberikan limpahan rejeki khususnya dari para penggemar hewan peliharaan seperti burung kicauan dan ikan hias. Para pecinta burung ocehan sangat menyenangi jangkrik sebagai pakan karena akan menjadikan suara burung peliharaannya menjadi merdu. Demikian pula pecinta ikan hias yang tergolong buas khususnya arawana, dengan memberi jangkrik akan menjadikan warna ikan peliharaannya menjadi lebih berwarna. 

Saat ini mendapatkan jangkrik dari tangkapan alam memang lebih sulit. Ladang-ladang yang dahulu menjadi habitat jangkrik sudah banyak berubah fungsi. Hamparan ladang itu sudah berubah menjadi pabrik, unit bisnis dan perumahan. Oleh karenanya tidak mudah mendapatkan jangkrik dari alam. Padahal permintaan  jangkrik tetap ada namun sulit memenuhi permintaan itu. Berwirausaha ternak jangkrik tetap menawarkan potensi keuntungan yang tidak kecil karena hewan kecil ini bisa menghasilkan omset usaha yang tidak kecil bahkan bisa sebagai sandaran hidup bagi keluarga.

Ternak jangkrik juga bisa dilakukan dengan modal yang sangat kecil karena tidak membutuhkan modal yang besar serta lahan yang diperlukan untuk ternak ini juga sangat minimal. Wadah pemeliharaan bisa menggunakan wadah bekas yang ada dirumah seperti toples, box plastik, lemari kabinet, ember atau waskom. Namun untuk lebih seragam membuat kotak dari bahan kayu atau tripleks agar lebih rapi juga tidak ada salahnya. Wadah pemeliharaan jangkrik dapat ditempatkan dipojok-pojok rumah atau bisa pula disediakan ruangan tersendiri, yang penting hewan malam ini disediakan ruangan yang cukup lembab. Hewan ini memang terkenal dapat meloncat cukup tinggi sehingga wadah pemeliharaan sebaiknya diberi tutup atau tinggi kotak peliharaan agak tinggi sehingga tidak akan lari dari wadah peliharaan. Cara lain bisa diberi lapisan licin dipermukaan wadah peliharaan atau diberi lakban pada ujung-ujung atas sehingga jangkrik sulit melarikan diri. Untuk membuat nyaman, alas tempat peliharaan sebaiknya diberi dedaunan kering seperti daun pisang, daun jati, daun tebu atau tongkol jagung sebagai tempat persembunyian. 

Indukan ternak jangkrik bisa berasal dari pemeliharaan sendiri ataupun diperoleh dari pasar. Namun pada umumnya bila dibeli dari hasil ternak orang lain, ovipositor calon indukan betina sudah tidak sempurna lagi. Apa itu ovipositor ? ovipositor adalah organ yang digunakan jangkrik betina untuk bertelur. Tanpa organ ini tidak dimungkinkan jangkrik dapat dikawinkan. Dengan breeding sendiri, kualitas calon indukan lebih terjamin.  Calon indukan berkualitas bila memenuhi kriteria sebagai berikut: berumur antara 70-80 hari, gesit dan lincah, berbadan besar serta nafsu makan tinggi, sehat dan yang penting adanya ovipositor bagi calon betina.

Dalam proses kawin sebaiknya ratio antara jantan dan betina adalah 1:1 karena apabila lebih banyak betina akan membuat kelelahan bagi si jantan sehingga proses pembuahannya tidak akan maksimal. Jadi dalam wadah tempat kawin jumlah betina dan jantan adalah sama. Sebelum proses perkawinan sebaiknya calon indukan jantan dan betina dijemur dibawah matahari selama satu jam untuk meningkatkan stamina. Wadah tempat kawin ini diberi alas dari pasir halus atau kain strimin agar nyaman dalam meletakkan telur. 

Dalam satu periode kawin seorang induk betina dapat menghasilkan kurang lebih 1.000 butir telur untuk sekali priode kawin (kurang lebih 4 hari). Telur yang terkumpul perlu disortir dipilah antara telur yang bagus dan yang jelek. Telur yang jelek memiliki ciri seperti berjamur, menggumpal, kering, atau berkerut.

Jangkrik yang baru menetas biasanya makan dari sisa cairan telurnya hingga dua hari pertama, setelah itu harus diberi pakan kesenangan jangkrik berupa sayuran yang banyak mengandung air seperti kol, sawi, daun singkong, gambas dan sebagainya. Untuk mempercepat pertumbuhan jangkrik bisa ditambahkan pakan konsentrat yang berasal dari ayam pedaging. Pakan tambahan ini hanya perlu diberi satu sendok teh per wadah pemeliharaan.

Dalam masa pembesaran perlu diperhatikan beberapa hal seperti menjaga jangkrik dari musuh alami seperti semut, kecoak, cicak dan laba-laba. Beri mangkok yang diisi air di masing-masing kaki wadah pemeliharaan dan jangan meletakkan wadah peliharaan menempel pada dinding untuk mencegah musuh jangkrik merayap masuk kandang. Menjaga kebersihan kandang seperti rajin membuang sisa pakan, membuang kotoran jangkrik akan menjauhkan jangkrik dari serangan penyakit. Untuk mencegah kanibalisme jangkrik perlu pemberian pakan yang senantiasa terjaga pasokannya.

Hasil panenan ternak jangkrik bisa berupa telur, jangkrik yang belum memiliki sayap (klondo), ataupun jangkrik dewasa. Usia jangkrik klondo berkisar antara 40-50 hari. Jangkrik klondo ini biasanya dijual sebagai pakan burung, sedangkan jangkrik untuk pakan arawana bisa jangkrik klondo atau jangkrik dewasa. Telur jangkrik bisa dipasarkan kepada sesama peternak jangkrik sedangkan jangkrik dewasa bisa bisa ditawarkan kepada kios-kios pakan ternak yang banyak berada di pinggir-pinggir jalan.  Selamat Wirausaha.






Sbr gbr: teksdi.blogspot.com

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih telah meninggalkan pesan di blog ini. Semoga informasi di web ini dapat bermanfaat.

 
Top