DuniaWirausaha.com – Awas cacing !! begitu teriak anak-anak saat melihat cacing ditanah. Bentuk rupa cacing memang menjijikan. Menggeliat dengan tubuh yang tak bertulang dan berwarna gelap membuat siapapun merasa geli saat melihatnya. Hanya melihat saja geli apalagi menyentuhnya (jangan sampai …..lah yauw). Namun jangan salah sangka, ternyata cacing mempunyai segudang manfaat dan khasiat. Cacing ternyata bisa digunakan sebagai bahan kosmetika, bahan baku obat dan bahan baku pakan. Ternyata cacing bisa digunakan untuk penyembuhan berbagai penyakit, seperti typhus, disentri, diare, maag, batuk, asthma, kolesterol, diabetes dan masih banyak lagi. Protein cacing ternyata memiliki fungsi anti mikroba. Protein ini mampu melubangi dinding bakteri sehingga menjadikan mikroba tidak imun terhadap antibiotik. Bahkan industri kosmetik telah lama menggunakan cacing sebagai pelembab kulit dan bahan pembuatan lipstik. Sehingga tak mengherankan dengan kehebatannya hewan mungil ini kemudian dibudidayakan orang karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi.  



Mau tahu nilai jual cacing segar ? Di pasaran cacing segar hidup ditawarkan berkisar Rp 50 ribu per kilonya. Bahkan cacing kering ataupun dalam bentuk tepung bisa dihargai antara Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu perkilonya (kok mahalan harga cacing dibandingkan harga daging ya :). Sisa kotoran cacing saja masih laku dijual Rp 1.500 per kilo sebagai pupuk tanaman. Pasar cacing segar ataupun produk cacing olahan tidak hanya diserap pasar lokal aja bahkan pasar internasional, - seperti Jepang, Korea, Malaysia, Amerika Serikat dsb, adalah pasar yang senantiasa butuh pasokan cacing. Dengan segala manfaat cacing ini tidak mengherankan banyak peternak yang telah berhasil mengukir keberhasilan dengan beternak cacing

Budidaya cacing memang cocok untuk kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat karena mudah dibudidayakan, waktu panen yang singkat, area budidaya pada lahan sempit,  modal rendah, serta resiko usaha yang rendah pula. Untuk memperkuat jaringan dan keunggulan usaha perlu membentuk kemitraan baik sesama peternak ataupun kepada pemasok/pemasar produksi cacing. Hal ini perlu dilakukan untuk mengurangi resiko usaha agrobiz pada sekitar tahun 2.000 an pasca krisis ekonomi.  Saat itu banyak orang ikut latah ikutan berbagai bisnis agro, akhirnya pasar kebanjiran pasokan namun tidak terserap sepenuhnya. Ujung-ujungnya banyak pelaku usaha budidaya cacing yang bangkrut dan tidak kembali modal.  Selain membudidayakan sendiri alangkah baiknya pula merangkul warga lokal lainnya untuk membudidayakan cacing ini sehingga memperoleh manfaat sebagai ajang sharing ilmu dan pengalaman serta meningkatkan daya tawar usaha. Saat ini telah muncul komunitas-komunitas pembudidaya cacing yang dilakukan tidak saja di pedesaan (Tawangmangu – Karanganyar, Cikoneng-Jabar) saja namun juga di perkotaan seperti, Komunitas Peternak Cacing - Ancol. 

Mungkin sebagian dari anda yang masih ragu atas kehalalan budidaya cacing sebagai sumber rejeki yang diperbolehkan (dimakan dan dibudidayakan). Menurut fatwa MUI no Kep139/MUI/IV/2000 tentang makan dan budidaya cacing dan jangkrik, memperkenankan kedua jenis hewan ini (cacing dan jangkrik) untuk dibudidayakan. Dan membenarkan adanya pendapat ulama yang menghalalkan memakan cacing sepanjang bermanfaat dan tidak membahayakan. Bagi sebagian orang, cacing masih (termasuk konsumsi cacing) termasuk hal yang dimaafkan (diperbolehkan) sebagaimana dalam hadis nabi: “Sesuatu yang halal itu adalah apa yang dihalalkan Allah dalam kitab Nya dan sesuatu yang diharamkan itu adalah apa yang diharamkan oleh Allah dalam kitab Nya, dan apa yang Allah diamkan (tidak disebutkan) berarti termasuk apa yang dimaafkan (diperbolehkan) untuk kamu”. (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Dalam budidaya cacing tanah ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti lokasi budidaya, suhu dan kelembaban udara, media budidaya. Budidaya cacing dapat hidup dan berkembang biak dengan baik pada kisaran suhu  15-25 derajat C. Bila dibudidayakan diatas temperatur tersebut, cacing masih dapat berkembang biak asal tidak terkena sinar matahari langsung, kelembaban udara antara 15-30 %. Media budidaya bisa berupa tanah yang kaya akan bahan organik (sisa tanaman, kotoran hewan) dengan kadar   ph antara 6-7,2.

Cacing tanah yang telah dikenal manusia sekitar 1.800 an jenis. Dari jumlah itu yang lazim dikembangbiakan hanyalah tiga jenis saja yaitu dari jenis Pheretima, Periony dan Lumbricus. Namun dari ketiga jenis cacing tersebut jenis Lumbricus (Lumbricus Rebellus) yang cocok untuk dibudidayakan karena produktivitasnya yang tinggi. Cacing dari jenis Lumbricus memiliki penambahan  bobot badan, produksi telur/anakan cacing dan produksi bekas cacing (kascing) yang maksimal. Cacing bisa dibudidayakan dalam kotak kayu ukuran 1,5 x 2 meter. Dan untuk memaksimalkan lahan, kotak-kotak tersebut dapat disusun dalam rak secara vertical dalam gubuk pemeliharaan berukuran 20 x 8 meter. Bibit cacing dapat diperoleh dari beberapa penyedia bibit. Pakan cacing dapat berupa kotoran hewan yang sudah diaduk menjadi adonan/bubur atau sisa sayuran yang dirajang kecil dan sudah difermentasi selama kurang lebih 3 hari. Dalam memelihara cacing perlu diperhatikan untuk menjaga habitat cacing dari musuh alaminya berupa kecoak, lipan, ayam, semut merah, lintah, angsa/ayam, tikus dll. 

Dalam budidaya cacing ini akan dihasilkan dua macam panen yaitu panen cacing itu sendiri dan kompos bekas cacing (kascing). Untuk memanen cacing bisa dengan membalik media budidaya dan mengumpulkan cacing yang sudah siap panen. Dalam memasarkan hasil panen cacing bisa dijual baik kepada peternak hewan, penjual pakan burung/mancing, produsen pakan unggas, atau bisa pula ditawarkan kepada industri baik pabrik pupuk ataupun kosmetik. Namun untuk memudahkan pemasaran panen alangkah baiknya menjalin kemitraan dalam model plasma – inti.
Bila ditekuni secara serius, bisnis budidaya cacing bukanlah bisnis yang menjijikan. Dengan modal minimal dapat memberikan keuntungan yang luar biasa besar. Tidak mengherankan ada yang mengatakan bahwa budidaya cacing ibarat bisnis intan yang belum digosok. Bila sudah digosok dengan benar akan memancarkan sinar berkilau yang dapat sebagai gantungan tidak saja masyarakat pedesaan saja namun juga masyarakat perkotaan yang lama melupakan bisnis agro. Selamat Wirausaha.
--> Informasi lebih lanjut
Lumbro Worm Farm
Jl. lapang II no.8 cikole lembang
No Telp: 0816534542 atau BBM 27777EFA
Website: jualcacing.net

Ade Adin Supriadin 
(Kelompok Tani Cikoneng)
Peternak Cacing Lumbricus Rebellus
Kp. Cikoneng no. 731 RT 01/04 Desa Mekarsari Kecamatan Cilawu Garut
HP 08128060774

Abdul Hakim (Lembaga Kursus dan Pelatihan Bintang Terang)
KP GBO Jalimun RT 04/13 Desa Cipanas, Kecamatan Cipanas Cianjur
HP 087820190579



0 comments:

Post a Comment

Terima kasih telah meninggalkan pesan di blog ini. Semoga informasi di web ini dapat bermanfaat.

 
Top