DuniaWirausaha.com - Kebutuhan daging nasional senantiasa tumbuh. Kebutuhan ini tidak diimbangi dengan penyediaan daging dari peternakan nasional sehingga masih bergantung kepada daging impor. Oleh karenanya tidak mengherankan bilamana daging konsumsi khususnya sapi bisa mencapai 80 ribu hingga 100 ribu rupiah. Kondisi "perdagingan" nasional ini masih memprihatinkan dan seolah bertolak belakang.  Disatu sisi harga daging dipasaran yang tinggi namun angka konsumsi daging perkapita masih rendah. Menurut data BPS konsumsi daging Indonesia perkapita tahun 2012 masih sekitar 3,41 kg. Angka konsumsi ini masih jauh dari ideal bahkan dibandingkan dengan negara-negara tetangga konsumsi daging rata-rata masyarakat kita sangat jauh tertinggal.  Meski demikian pada tahun 2014 Kementan telah mencanangkan swasembada daging sapi (meski banyak pihak meragukan keberhasilan program ini salah satunya karena kurang didukung data yang akurat). Terlepas dari itu semua, peluang untuk swasembada protein hewani tetap senantiasa bisa diupayakan. Salah satu caranya adalah mendorong usaha peternakan rakyat untuk tumbuh.  

Dan jangan lupa bahwa pemenuhan konsumsi daging hewani khususnya daging kambing juga masih kekurangan. Kebutuhan daging kambing selain untuk dikonsumsi masyarakat sehari-hari juga untuk kebutuhan lain dalam rangka acara keagamaan seperti hari raya kurban dan aqiqah. Kebutuhan daging kambing harian juga tinggi karena banyak wirausaha kuliner dan masyarakat umum yang membutuhkannya. Dilapangan masih terasa kekurangan sumber penyuplai bibit anakan kambing yang bisa digunakan sebagai bakalan untuk usaha penggemukan kambing. Terlepas dari sisi kuantitas yang masih kurang, dari sisi kualitas juga masih kedodoran. Bibit kambing yang beredar dipasaran pada umumnya adalah bakalan kambing yang kurang bermutu. Jadi tidak mengherankan kalau harga bakalan kambing yang bagus masih dibanderol harga tinggi.  Suplai anakan kambing yang masih kurang dan harga jual yang tinggi tentu menarik untuk di "terkam". Apalagi pemeliharaan kambing tidak terlalu rumit dan masyarakat kita sudah familiar teknik pemeliharaan kambing.

Dalam wirausaha pembibitan kambing, hal pertama yang harus dipersiapkan adalah kandang. Kandang kambing sebaiknya tidak terlampau terpapar panas matahari namun juga disekilingnya terdapat pohon peneduh. Lokasi kandang juga sebaiknya jauh dari pemukiman warga, agar tidak dikomplain karena polusi bau. Kandang yang harus dipersiapkan berupa kandang betina calon indukan, kandang pejantan/proses perkawinan, kandang pembesaran. Jangan lupa pula mencari ketersediaan lahan rumput/tanaman sebagai pakan utama kambing. Agar dihasilkan anakan yang berkualitas, pemilihan calon indukan harus melalui seleksi yang ketat. Beberapa jenis kambing unggulan yang bisa menjadi alternatif indukan pembibitan kambing, antara lain kambing peranakan etawa/kaligesing (PE), kambing bligon, kambing boerawa, kambing etawa senduro dll. Bahkan kambing jawa/kacang yang berkualitas bagus masih layak dipilih untuk dikembang biakkan. Kambing kacang ini selain lebih murah juga memiliki sifat prolifik alias memiliki sifat melahirkan kembar. Sehingga anakan kambing kacang ini relatif lebih banyak dibandingkan jenis kambing lainnya. 

Proses perkawinan indukan dilakukan dengan memilih calon indukan betina yang sudah birahi untuk dikawinkan dengan pejantan. Tanda birahi indukan betina ditandai dengan menggosok-gosokkan badan ke kandang, gelisah, sering mengembik, nafsu makan berkurang dan mengeluarkan cairan pada alat kelaminnya. Sedangkan pejantan yang sudah siap kawin adalah selalu birahi bila dekat dengan betina. 

Proses kawin adalah dengan memasukkan induk betina kedalam kandang pejantan dan biarkan terjadi proses perkawinan terjadi. Biarkan pejantan mengawini betina berulang-ulang agar proses pembuahan ini sukses. Setelah dua bulan kemudian baru diketahui apakah sang induk betina bunting atau tidak. Bila bunting, biasanya nafsu makan indukan betina akan meningkat dan tidak agresif. Menjaga kondisi badan baik indukan jantan dan betina selama proses bunting ini perlu dilakukan agar menghindarkan hal-hal yang tidak diinginkan. Sedangkan bagi pejantan menjaga kondisi tetap prima agar bisa dikawinkan dengan kambing-kambing betina lainnya. Untuk satu kambing pejantan sanggup untuk mengawini 20 ekor betina. Selama pemeliharaan ini juga asupan makanan senantiasa dijaga dengan memberi ransum hijauan yang sudah dilayukan sebanyak 10 %, konsentrat 2 % dari bobot hewan. Minuman yang ditambah dengan vitamin dan mineral juga harus selalu tersedia digantung dalam kandang. Memandikan kambing juga perlu dilakukan maksimal dua minggu sekali untuk menjaga kesehatan dan terhindar dari penyakit kulit. 

Setelah kurang lebih 150 hari bunting, indukan betina kambing akan melahirkan anak. Indukan kambing yang siap melahirkan biasanya menunjukkan gejala gelisah, sering mengembik, kaki sering menggaruk tanah, serta terlihat vulvanya yang memerah bengkak. Saat melihat tanda-tanda ini sebaiknya calon indukan kambing dipindah ke kandang kelahiran yang tersendiri. Tanpa bantuan manusiapun, indukan kambing dapat melahirkan anaknya sendiri. Namun alangkah lebih baik saat proses kelahiran anakan kambing ditunggu pemiliknya. Anakan kambing harus segera dibersihkan setelah lahir dengan membersihkan lendir di badan anak kambing dan memotong tali pusar. Saat pemotongan tali pusar sebaiknya diberi obat luka. 

Selama 3 minggu pertama biasanya anakan kambing masih mengkonsumsi susu dari induknya, namun setelah itu anakan kambing bisa diberi bubur konsentrat atau rumput muda untuk memulai belajar makan. Anak kambing ini bisa disapih setelah berumur 2-3 bulan, kemudian agar tetap sehat perlu diberi obat cacing dengan dosis sesuai anjuran. Anakan kambing muda ini meski berumur dibawah satu tahun sudah laku untuk dijual. Untuk anakan kambing peranakan etawa umur 7 bulanan bisa laku 1 juta per ekornya, dan harga ini akan naik seiring bertambahnya umur dan bobot hewan. Tertarik.... Selamat Wirausaha.

Penyedia Ternak Kambing:
PT. Karunia Ternak Terpadu
Acropolis Keradenan Blok KH-7 Rt4/18 Kelurahan Keradenan , Kec. Cibinong
Kabupaten Bogor 16913, Jawa Barat
Indonesia
Handphone :  08161101850 (Eko Nopiardi)

Peternakan Kambing Umban Sari
RW 10 Kelurahan Umban Sari
Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru - Riau
Hp: 0812 766 99888 ( Imran / ali ), 0813 7800 8184 ( Siti Zunaenah )

Sbr gbr : tumblr.com




1 comments:

Terima kasih telah meninggalkan pesan di blog ini. Semoga informasi di web ini dapat bermanfaat.

 
Top