DuniaWirausaha.com - Bagi
penghobi kicau mania, kroto adalah
salah satu pakan favorit buat hewan kesayangan mereka. Selain itu kroto juga bisa digunakan sebagai umpan
pancing karena disukai oleh ikan. Meski
menjadi pakan favorit burung kicauan, namun ketersediaan kroto tidak sepanjang waktu ada. Seiring dengan semakin
berkurangnya lahan terbuka, produksi kroto
yang dihasilkan dari alam ikut anjlok. Apalagi menjelang hari raya seperti Idul
Fitri kroto akan semakin langka lagi karena
pemburu sarang kroto semakin sedikit.
Termasuk pula di musim hujan yang membuat semut rangrang enggan bertelur. Dengan
semakin sulitnya mendapatkannya, harga kroto
akan terkerek harganya semakin 'aduhai'.
Kroto sebenarnya adalah adalah kumpulan dari telur semut rangrang (
Oecophylla Smaragdina) yang tinggal
dipepohonan. Semut ini memang agak unik dengan membuat sarang di dedaunan
pepohonan. Daun yang dijadikan sarang akan digulung membulat. Dengan sarang berbentuk seperti ini
membuat nyaman bagi semut untuk
meletakkan telur-telur mereka. Semut
rangrang ini sebenarnya bermanfaat sebagai pengendali hama tanaman. Maka tak
jarang para petani membiarkan tanamannya dihuni semut rangrang karena akan
menekan hama. Dan tak mengherankan pula bila ada petani yang melarang pemburu kroto mengambil sarang semut dipekarangannya.
Meski pada umumnya dipanen dari
alam, ternyata kroto bisa dibudidayakan
secara intensif dalam wadah khusus tanpa membutuhkan pepohonan. Dengan metode
baru ini membuka peluang usaha baru yang menjanjikan. Budidaya kroto/semut rangrang memiliki beberapa keuntungan, seperti
pasarnya luas, minim pesaing, investasi minim, masa panen pendek, minim lahan
dan harga jual yang tinggi.
Seperti halnya budidaya jangkrik dalam kandang buatan, budidaya kroto bisa dibiakkan dalam
toples plastik atau potongan pipa pralon (PVC) ukuran 2 inch. Atau bisa pula
menggunakan potongan bambu yang berukuran sedang - besar sebagai pengganti pipa
pvc. Sehingga dengan menggunakan media
budidaya ini investasi pemeliharaan semut rangrang tidak terlalu mahal dan
dapat dilakukan dalam lahan yang terbatas. Sebelum memulai budidaya semut
rangrang ini sebaiknya memilih lokasi dan mempersiapkan kandang. Lokasi yang
ideal adalah tempat yang bersuhu berkisar antara 26-32 derajat. Usahakan lokasi
kandang tidak terpapar langsung matahari atau intensitas matahari tidak terlalu
terang karena akan mengganggu proses produksi telur. Kelembapan udara berkisar
antara 60 - 90 %. Usahakan ventilasi kandang yang memadai agar mengurangi panas
dan tidak pula terlalu lembab.
Dalam kandang budidaya bisa diberi
rak-rak yang berfungsi untuk meletakkan toples plastik atau potongan pralon
sebagai media pemeliharaan. Satu rak berukuran dengan panjang 2 m : lebar 0,5 m
: tinggi 1,5 m. Setiap rak bisa dibuat bersusun 4 - 5 tingkat untuk
mengoptimalkan tempat pemeliharaan. Pada masing-masing kaki rak diberi wadah
berisi air atau oli untuk mencegah semut lari dari sarang/koloni. Setiap rak
bisa menjadi satu koloni besar sarang semut dimana mereka bisa lalu lalang
diantara toples/pipa pvc untuk sosialisasi antar mereka dan juga dalam mencari
makan. Sarana budidaya lain yang harus disediakan adalah wadah pakan dan minum
semut. Wadah ini bisa berupa baki/piring plastik (ukuran bisa disesuaikan
dengan isi koloni semut). Pada masing-masing toples sudah diberi lubang untuk
keluar-masuk semut. Sepatu dan sarung
tangan karet juga perlu disiapkan (sebelumnya diberi bubuk tepung kanji) digunakan
untuk menghindari gigitan semut.
Bibit indukan semut rangrang bisa
dilakukan antara mencari sendiri atau membeli dari pembudidaya semut rangrang.
Namun apabila pembudidaya semut sulit ditemui di sekitar lokasi kandang, bisa
mencari sendiri sarang rangrang di lingkungan sekitar. Bila ditemui bentuk daun
yang tergulung dengan daun yang diselubungi selaput putih dan dikelilingi oleh
semut rangrang maka kemungkinan besar gulungan daun tersebut adalah sarang
semut rangrang. Potong daun tersebut dengan bantuan gunting tanaman dan
pindahkan kedalam ember plastik yang sebelumnya ujung atas ember telah diberi
tepung kanji agar semut tidak melarikan diri. Setelah terkumpul sarang semut
tersebut bisa dimasukkan kedalam toples plastik yang sudah disiapkan
sebelumnya.
Pakan semut rangrang bisa
menggunakan ulat hongkong atau jangkrik hidup yang sudah dihilangkan kakinya (sadis amat...) agar tidak loncat. Sedangkan
minuman semut bisa berupa air gula (1 sdm dicairkan dalam 200 ml air). Makanan dan
minum ini bisa ditempatkan masing-masing pada baki terpisah. Pakan semut
sebaiknya dijaga jangan sampai kehabisan karena akan membuat semut tidak betah
atau mati. Kebersihan kandang juga perlu dijaga dengan membuang sisa pakan yang
sudah tidak terpakai seperti sisa jangkrik yang sudah mengering atau sisa ulat
yang sudah mati/busuk. Sebagai asupan tambahan bisa diberi sayuran seperti sawi
atau jagung. Hindari musuh alami semut seperti semut hitam karena akan
mengganggu perkembangan semut. Tikus yang mampir ke sarang semut rangrang bisa
membuat berantakan sarang semut dan membuat semut lari dari rak yang disediakan.
Telur semut rangrang setelah
menetas akan menjadi larva. Setelah beberapa kali berganti kulit, si larva ini
akan berubah menjadi pupa yang berwarna putih. Pupa ini masih bergerak lamban. Kroto/ telur yang sudah berubah menjadi
pupa ini bisa dipanen. Bila kondisi nyaman semut rangrang bisa berkembang biak
dan setiap 2 - 4 minggu. Panenan kroto hidup/basah ini bisa tahan disimpan
hingga dua hari. Namun bila ingin masa simpannya lebih lama, kroto yang tersisa bisa dikeringkan
sehingga masa simpannya bisa hingga 6 bulan. Hasil panenan kroto ini bisa dipasarkan langsung kepada para pedagang pakan
burung. Selamat Wirausaha.
Pelatihan ternak kroto
Ahmad - Malang
tlp 0341- 9845261
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih telah meninggalkan pesan di blog ini. Semoga informasi di web ini dapat bermanfaat.