DuniaWirausaha.com – Semua orang pasti pernah merasa sakit. Sakit adalah kondisi yang paling tidak mengenakkan, jika sedang dilanda sakit rasanya ingin buru-buru mengenyahkannya. Minum obat yang mahal dan pahitpun dijalani agar si penyakit segera pergi. Dengan semakin banyaknya manusia tentu pula kebutuhan akan obat semakin banyak. Dahulu saat sakit, mencari obat cukup sulit. Selain pilihan obat yang terbatas, harga obat yang relatif mahal meski untuk sakit yang sepele. Jarak ke toko obat atau apotik kemungkinan juga jauh. Kini sarana dan prasarana kesehatan semakin baik. Jumlah rumah sakit, klinik kesehatan maupun apotik/toko obat semakin banyak. Bahkan kini puskesmas dan apotik mini berada di sekitar lingkungan permukiman warga masyarakat.
Seiring dengan semakin
meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan
tingkat pendidikan masyarakat. Masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga
kebugaran dan kesehatan tubuh. Bahkan kini mereka bisa bertindak seolah sebagai
dokter pribadi bagi diri mereka sendiri dengan memilih obat yang cocok bagi tubuh
mereka. Sakit sedikit saja seperti batuk, pilek dan pusing langsung ditembak
dengan obat (meski ini bukan anjuran yang bagus ya ..). Jadi kini seolah-olah masyarakat kita sudah
melek obat baik obat farmasi maupun non farmasi/herbal.
Perusahaan farmasi juga semakin
gencar mempromosikan obat-obat OTC (over the counter) alias obat bebas yang dijual di warung-warung.
Terlepas pro dan kontra apakah obat-obat ini boleh dikonsumsi bebas untuk
masyarakat awam biarlah pihak-pihak yang berwenang yang memberikan jurisprudensi. Namun dari kacamata bisnis, hal ini adalah
peluang usaha yang tidak kecil. Menurut data dari Business Monitor International (BMI) belanja masyarakat Indonesia
tahun 2014 untuk obat-obat OTC diperkirakan menghabiskan sekitar 70 triliun
Rupiah. Sedangkan untuk anggaran belanja/biaya kesehatan secara nasional diperkirakan
mencapai 270 an triliun Rupiah. Itu belum untuk pasar obat-obat ethical alias obat
resep yang nilainya bisa dua kali lipat nilai obat OTC. Jadi bisnis obat
farmasi bukanlah bisnis ecek-ecek yang bisa dipandang sebelah mata karena semua
orang membutuhkannya.
Bila modal sangat cekak, membuka
toko obat tidak perlu menyewa di pusat perbelanjaan atau dipinggir jalan raya
yang mahal. Meski lokasi, lokasi dan lokasi usaha memegang peranan penting
dalam mendongkrak omset penjualan. Bagi pemula yang ingin buka usaha ini bisa
memulainya di rumah sendiri dimana konsumen yang disasar adalah warga sekitar perumahan.
Namun upaya marketing/advertising usaha kepada konsumen/warga sekitar harus
dilakukan lebih maksimal agar warga sekitar tahu bahwa disekitar rumah mereka
ada toko obat. Bahkan penulis sendiri pernah menyaksikan sebuah toko obat yang
cukup laris berada di kompleks perumahan yang letaknya berada didalam sebuah gang
buntu. Namun untuk sukses tentu saja ini bukanlah lokasi yang ideal. Tentunya tetap
diupayakan mencari lokasi usaha dimana lalu lintas manusia yang lewat adalah
tinggi. Karena jika lokasi usaha toko obat berada di lokasi yang kurang hoki
ini akan membutuhkan lebih banyak effort ketekunan dan kesabaran.
Bila membuka toko obat
kecil-kecilan, kulakan obat dapat dibeli di pasar obat. Untuk Jakarta, pasar
obat yang ramai dikunjungi sebagai tempat
kulakan obat salah satunya adalah Pasar
Pramuka. Disini harga obat dijual agak miring dibandingkan dengan harga di
apotik. Namun salah satu hal yang perlu
diwaspadai di pasar obat meski dibanderol jauh lebih murah adalah keaslian dari
obat. Jika tidak hati-hati bukan obat
asli pabrikan namun obat palsu yang didapat. Bila usaha mulai membesar bisa
membuka kerjasama dengan pedagang/distributor obat. Layaknya usaha lainnya,
ternyata barang dagangan berupa obat-obatan ini ada produk yang fast moving dan slow moving. Untuk obat yang slow
moving biasanya ada diskon yang lumayan besar dari distributor namun
apabila kita membeli terlalu banyak obat-obat ini sebagai inventori karena
iming-iming diskon akan mengakibatkan modal usaha yang kurang lancar karena
penjualannya yang rendah.
Untuk menambah wawasan mengenai jenis
dan khasiat obat, kita bisa belajar
mengenai obat-obatan farmasi melalui buku-buku atau menjalin pertemanan dengan
ahli farmasi/apoteker (belajar dikampus sebagai apoteker adalah highly recommended). Kenapa kita
perlu belajar mengenai obat-obat farmasi ini ?
Selain konsumen yang sudah paham mengenai obat yang ingin dicari, adakalanya
datang pula calon konsumen yang masih awam. Sehingga sebelum memutuskan membeli
suatu obat mereka akan berkonsultasi dahulu mengenai gejala penyakit dan obat
yang tepat.
Bisnis toko obat adalah bisnis yang tidak bisa dipandang sebelah
mata. Pasar obat non resep alias obat bebas adalah besar sekali. Segmen
konsumen yang membutuhkan obat bebas ini cukup luas. Beragam obat bebas dari berbagai perusahaan
farmasi beredar di pasaran dengan berbagai manfaat baik sebagai obat penyakit
ringan hingga suplemen kesehatan
seperti vitamin dan mineral. Peluang usaha toko obat adalah masih
terbuka lebar. Masih sedikit orang meliriknya dibandingkan potensi pasar yang
ada. Sudah jangan bingung lagi, ayo buka toko
obat atau apotik mini sebagai
pembawa rizki kita…. Selamat Wirausaha
Sbr gbr : http://cirebon.biz
trims, atas informasinya semoga kami dapat menekuninya
ReplyDeleteTolong informasinya..
ReplyDeleteobat dan kosmetik apa yang harus saya belikan buat buka usaha toko obat pertama kalinya..
mohon kirimkan Di imel saya
rama_zannata@yaho.com
Tolong informasinya..
ReplyDeleteobat dan kosmetik apa yang harus saya belikan buat buka usaha toko obat pertama kalinya..
mohon kirimkan Di imel saya
rama_zannata@yaho.com
Semangat
ReplyDeleteTrims infonya moga manfaat
ReplyDelete..
mantap tulisannya.
ReplyDeleteuntuk ulasan mengenai pengelolaan apotek lainnya
kunjungi blog kami ya...
pojokapotek.wordpress.com
Salam Sukses.
Apa tidak perlu surat ijin dr depkes jika membuka kios obat bebas??mohon penjelasannya,trimakasih
ReplyDeleteterimakasih gan atas info nya http://rizkyherbal.com/cara-ampuh-mengobati-angin-duduk/
ReplyDelete