DuniaWirausaha.com – Sate ... bila disebut nama tersebut, orang tanpa berfikir lama lagi sudah mahfum tentang makanan seperti apa itu sate. Hal itu menandakan bahwa sate adalah makanan yang sudah akrab di lidah orang Indonesia. Bahkan tidak salah juga bahwa sate juga sudah masuk literatur kuliner dunia. Coba mampir ke resto Indonesia di manca negara, pasti sate (satay) ada dalam daftar menu dan lidah orang asing juga suka menikmatinya. Meski dikenal sebagai makanan “endemik” nusantara, sate hadir biasanya hadir dengan beberapa variasi berdasarkan asal daerahnya, misalnya sate tegal, sate blora, sate padang, sate madura, sate maranggi dan masih banyak lagi. Sate Tegal aslinya berasal dari daerah Tegal, Slawi dan sekitarnya. Sate ini dikenal memiliki tekstur daging yang lebih gede dan empuk. Daging yang empuk ini karena bahan daging kambing yang dipilih dari kambing muda. Kambing-kambing muda umur dibawah lima atau bahkan tiga bulan sudah bisa dikonsumsi (manusia memang sadis  ya ...). Daging kambing muda ini kemudian dicampur dengan lemak/gajih dibakar diatas arang kayu atau arang batok kelapa tanpa bumbu rempah menghasilkan aroma dan rasa asli daging kambing yang juicy dan empuk. Sate yang sudah matang kemudian disajikan dengan sambel kecap + bawang merah dkk menjadi tombo kangen bagi penikmat sate mania. 






Selain asal daerah, warung sate yang terkenal di nusantara juga dikenal karena memiliki kekhasan tersendiri. Beberapa warung sate dikenal memiliki ciri khas misal ukuran potongan daging sate (besar atau kecil), jenis daging hewan (kambing, sapi, ayam, bebek, jamur, kelinci, tulang ayam bahkan tempe), bumbu (kecap, kacang, kelapa, bumbu kuning). Setiap warung sate yang ngetop biasanya memiliki ciri khas yang berbeda dengan warung sate lainnya. Selain sate yang berselera nusantara, hadir pula sate manca negara yang memiliki taste sedikit berbeda. Sebut saja Sate Afrika H. Ismail yang berlokasi di daerah Tanah Abang Jakarta. Sate Afrika ini  memiliki kekhasan yang tidak ditemui dari warung sate lainnya. Disebut sate Afrika karena sang pemilik – H. Ismail,  memang berasal dari Mali – Afrika.  Sate Afrika ini menyajikan sate daging domba tanpa diberi tusukan alias potongan daging hanya dipanggang, diungkep serta diberi bumbu seadanya. Sate Afrika dinikmati tanpa ditemani nasi atau lontong sebagaimana biasanya makan sate, namun sate ini dimakan bersama dengan potongan pisang tanduk mengkal goreng. Aneh memang, tapi jangan heran penikmatnya juga banyak lho.

Dimana-mana baik di perkotaan dan pedesaan yang namanya warung sate jarang sepi pembeli karena dari aroma dan rasa sate baik sate kambing, sapi, ayam dll memang disuka banyak orang. Tidak salah pula buka usaha sate sebagai peluang usaha yang patut dipertimbangkan bila anda masih bingung mencari ide usaha. Usaha warung sate cukup mudah dan murah dilakukan. Membuat satenya sendiri tidak sulit, atau dalam bahasa yang ngledek dikatakan kalau anak kecil saja bisa membuatnya. Bahan baku sate berupa daging ternak banyak tersedia dipasar, baik daging sapi, kambing, ayam. Penikmat sate juga banyak baik di kota maupun di desa yang berasal dari berbagai kalangan. Dari masyarakat biasa hingga orang kaya juga penikmat sate. Modal usaha tidak terlampau besar untuk sewa lahan atau bisa menggunakan rumah sendiri sebagai lokasi usaha. Peralatan usaha seperti tenda, meja, bangku/kursi, peralatan memasak, dan peralatan makan seperti piring sendok/garpu tidaklah terlampau mahal dan mudah dicari. 

Namun sebelum memulai usaha dagang sate perlu melakukan perencanaan usaha yang benar berupa keunggulan usaha, lokasi usaha, segmentasi konsumen yang tepat serta harga jual yang pantas. Keunggulan usaha bisa dalam bentuk sajian sate yang memiliki ciri khas berbeda (bahan, aroma, cara penyajian), atau harga sate dipatok dengan harga yang terjangkau bagi kebanyakan orang alias murah meriah. Jenis produk sate yang ingin dijual apakah sate seperti umumnya atau membuat inovasi sate dengan bahan baku yang berbeda misal: sate kere di solo yang menggunakan tempe sebagai bahan sate, atau cara penyajian yang tidak sama dengan pedagang sate lainnya, misal: sate Afrika - Tanah Abang. Segmentasi pasar pembeli apakah warga perumahan, anak sekolah, pegawai, hajatan/arisan, pengunjung mall, dll. Jenis sate yang dibuat harus sesuai dengan segmentasi konsumen sehingga pelanggan akan merasa pas baik dari sisi rasa dan harga. Dan jangan lupa jaga kebersihan dan lokasi usaha yang mudah bagi pelanggan untuk mampir. Bila lokasi usaha agak kurang strategis bisa membuka pesanan – antar sehingga memudahkan konsumen untuk memesannya. Selamat Wirausaha.

Sbr gbr : bandung.panduanwisata.com

 





 


 

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih telah meninggalkan pesan di blog ini. Semoga informasi di web ini dapat bermanfaat.

 
Top